BBEC Institution. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Short story

Turn of the night beauty
            Tonight was awesome for every one enjoys the beauty, within fire works in the last moment. But I am not going to do anything, I can not join for nostalgia with my high school friends, just imagining around my mind. How beautiful tonight that has many points of togetherness with one soul.

“Al! Do you want to follow me in this New Year night” mom asked me for wile away the night with a point of happiness that start to embrace mien shadows.
“Where are you mom?” I asked
“I want to follow religious teaching in region’s house of Pamekasan” her explaining
“If so, I want it mom” but my heart palpitate happy full, I always imagine on tonight.
“There! You have to obey to your mother; don’t be as like your friend who doesn’t do what his mother Says” mom says, while hold my shoulder when I‘m being on the chair.

I really can not confute my mother’s expecting inside her attention. And I realize that every thing she worried is just for keeping over me. After my father passed away a few years ago, mom becomes a strong lady in protecting her sons. She was willing to be sacrilege by peoples than disasters envelop us, since that time no gentleman in our family. Just mom, my young sister and my self’ are in this house.
After a few minute my mother and I go driving my father’s relic car, on one’s way to the regent’s office my eyes is served with the beautiful panorama in this a new year night. At behind the car’s window pane, I see many seller are selling complexities and the special foods of a new year, they sell to general pubic. Even there seems consumer confusing for buying because there are many sellers. And it’s more sharp the Arek lancor’s market I’ seemed full with visitor, the persons try to amuse their selves with shopping and benefit from the mode with their girl.

But, thank to Allah I am still given opportunity for looking at the beautiful and elegant panorama, really I am happy although I can’t get on together with my friends, until in the regent’s office a meter of fact the place is very full with the persons are getting on together in that nigh, nearly all of community was present in that agenda, but I feel strange in that night.
Suddenly my brain is remembered to my last time ago, worriedly I’m looking a side, a matter of act I see a beautiful and elegant girl. Dear god, She is seemed my Ex girl friend two years ago when I was being in Jakarta. I don’t know why she is still significant in my life. How ever I can’t be liar to my feeling because I have been having fiancé. Formerly we are used to go to school and playing together for coloring our days, it’s our habit in capital city. However since my family was struck down the big flood my family and I choose going home to Madura since that disaster I didn’t know with my beloved.
“Aldi!  “Suddenly that voice emerges from my side, soul vibration palpitates fast make me nervous because that calling.
“selvi” I answer nervously. My lips shake.
“Al! How have you been?” she asks worriedly.
“I’m fine” I answer slowly, I don’t believe to meet her again
“Al! honestly I do miss you since you went home to Madura, I always remember you and I still love you, I can’t replace your name with other, even I refused ten person between change your name on my heart throne. I know they are disappointed because of me, but I have to be sure to my feeling that you are my life. Brightly it is full with the tight love and it only want to carry back her love.

Maybe I am not like other who has been listening deeply speech in that teaching. All just love word in my ear that was gone.

“Sel! Actually   I love you; I heart you too, but sorry. I don’t expect your love anymore. I can not lie to my own feeling that I had a fiancée” finally I said the fact of me. I knew that it will make her heart so hurt. She is quietly only without say anything
 “Al! Please permit me to be your only one in your life” she said willingly
“Sel! I am sorry; I can not give back your love that bond on me. Really I want you be my spouse in my future. And you will always be my side till the end of our time, but the time is not be our side”.

Tonight is really full happiness, but it is not as beautiful as my past. Because her affection words I can’t listen anymore. My thinking fly over to sky and trying to guess what happened,
“Al! Is there me in your heart?” she asked to startle me as seen as she really wants to be my dear again. I can not take to answer, I am confused. But
“Al! Let’s go home!” mom invited me whereas I still want to talk with Selvi but I can’t do anything, I just obedient to mom
“Sel! Sorry I have to go now. It’s my phone number” I went home before I answered her last question.

After a few minute I arrive at home. Tonight is meaningful in my life, Together with my vertigo Till I always remember with a moment just now. I can’t sleep because my thinking reminds my love that I had formerly. Sometime my heart says “will she want to be mine?” Ah, everything wasted away because I had fiancée. Who knows although my thinking is not as beautiful as past but it felt excellent to me.

           
Neng Nang Neng Nong” suddenly my phone rings when I try to close my eyes. I see on the phone screen there is a new number. Ah I ‘m sure that this is selvi’s number, I don’t want the last time expressed when I am being confusion. I put my phone on the table again.
 “Al! May be I wasn’t significant to you. Because you were falling in love to your new sweet heart” selvi says in her heart she tries to accept bitter fact that falling on her.
“Al! May be I must forget you. And throw your shadow to the seven skies” her murmur. As like she is get stabbed by knife because her love that always far and far. How ever

                                                                            
Everything only be reminiscence in their heart, it’s not felt by me they journey was full with any trouble that’s too strong for defended. They don’t want to carried back love in their heart, although some times love makes them smile, happy but all is nothing importance for their selves, because the love that they found can’t make them happy, and it’s as beautiful as life in Jakarta.


The End













Malam ini sungguh malam yang mengagumkan buat mereka yang telah merasakan indahnya malam itu, cantiknya kembang api mulai terasa di detik-detik pergantian tahun. Namun bagiku tidak banyak yang bias ku lakukan di malam ini, aku tidak bisa ikut bernostalgia bersama teman-teman SMA ku, aku hanya bisa berkhayal dalam anganku, sungguh indah malam ini bagi mereka yang tengah berkerumunan di malam yang penuh dengan makna, berkumpul dalam satu jiwa.

“Al! Gimana kalau malam tahun baru ini, kamu ikut bunda” Tiba-tiba bundaku mengajak pergi dari rumah untuk menghabiskan malam yang penuh dengan makna, kegembiraanku mulai menalar atas bayangan-bayangan semu.
“Memangnya bunda mau ke mana?” Tanyaku pada bunda.
“Bunda mau ke pengajian di Pendopo Kabupaten” Jelasnya padaku.
“Kalau gitu aku mau ikut bunda” jawabku. Sedangkan di hatiku berdebar-debar penuh dengan ke bahagiaan, aku selalu terbayang atas keindahan malam ini.
“Nah gitu donk! Kamu harus patuh sama bunda, jangan sampai seperti teman-temanmu yang tidak mematuhi nasehat orang tuanya” Ucap bundaku sambil memegang pundakku saat ku berada di atas kursi.
Aku benar-benar tidak bisa membantah atas keinginan bundaku di tengah-tengah perhatiannya, aku tau semua kekhawatirannya hanya semata-mata kerena ingin melindungi dan menjagaku. Sepeninggalan ayah beberapa tahun yang silam, bundaku berubah menjadi orang yang tangguh untuk menjaga anak-anaknya, dia lebih rela dihujat banyak orang daripada akan terjadi apa-apa pada kami nanti. Semenjak itu di rumah memang tidak ada laki-laki dewasa yang bisa melindungi keluargaku, di rumah ini hanya ada aku, adikku dan bunda.
Tak lama dari itu aku dan bunda berangkat dengan memakai mobil peninggalan ayah, dalam perjalanan menuju kantor Bupati mataku terasa disuguhkan dengan pemandangan yang cukup indah di tahun baru ini, ku lihat dari balik kaca mobil ternyata banyak orang yang berjualan di jalanan, berbagai pernak-pernik dan makanan khas tahun baru mereka jual di tengah-tengah kerumunan orang. Bahkan karena saking banyaknya penjual, para konsumen terlihat kebingungan untuk membelinya, dan tak kalah serunya pasar malam di Arek lancor terlihat sesak, orang-orang mencoba menghibur dirinya dengan sekedar berbelanja dan menikmati wahana yang ada bersama sang kekasih hatinya. 
Tapi aku tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk melihat pemandangan yang indah nan anggun, sungguh aku juga merasa bahagia meski aku tidak bisa bersama teman-temanku. Sesampainya di pendopo kabupaten ternyata tak kalah sesak dengan orang-orang yang tengah berkerumunan di malam ini, hampir seluruh jamaah telah hadir di tengah-tengah acara, namun diriku merasa aneh di malam ini.
Tiba-tiba pikiranku terbesit dan teringat atas masa laluku, dengan kekhawatiran aku menoleh ke samping ternyata ku lihat seorang gadis cantik nan anggun. Tuhan, gadis itu sepertinya mantan kekasihku dua tahun yang silam ketika aku berada di Jakarta. Aku tidak tau kenapa hingga kini ia masih cukup berarti untuk hidupku, namun aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri karena aku sudah punya tunangan. Dulu aku selalu bersamamnya setiap berangkat sekolah dan bermain bersama untuk mewarnai hari - hari kami adalah hal yang biasa kami lakukan di Jakarta. Namun semenjak keluargaku terkena banjir, mereka lebih memilih pulang ke Madura semenjak itu pula aku tidak tau atas cinta yang telah memikatku.
“Aldi! “Tiba-tiba suara itu muncul dari sampingku, getaran jiwaku mulai berdebar-debar kencang membuatku gelisah atas panggilan itu.
“Selvi!” Sahutku dengan nada gugup, bibirkupun bergetar.
“Al! Gimana kabarmu?” Tanyanya dengan penuh kekhawatiran.
“Aku baik-baik saja kok” Ucapku pelan aku tak percaya bisa bertemu dengannya lagi.
“Al! Jujur, aku sangat merindukanmu semenjak kamu pulang ke madura, aku selalu teringat sama kamu dan aku masih tetap menyayangimu, aku tak pernah mampu untuk menggantikan namamu dengan nama lain, bahkan aku telah menolak beberapa Pria lain daripada menghapus namamu dari singgasana hatiku. Aku sadar mereka sangat kecewa karenaku, namun aku tidak dapat membohongi perasaanku sendiri bahwa kau adalah segala dari hidupku” Jelasnya penuh dengan cinta yang erat dan semata-mata ingin mengembalikan perasaanya lagi.
Malam ini sepertinya aku tidak seperti jamaah yang khusu’ mendengarkan tausiyah di tempat pengajian itu, semua hanya bisikan cinta yang telah berlalu.
“Sel! Sebenarnya Aku juga menyayangimu, aku juga cinta sama kamu, tapi maafkanlah aku, aku tidak lagi mengharap cintamu yang dulu. Karena aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, karena aku sudah punya tunangan.” Akhirnya ku katakan yang sebenarnya tentangku, ku tau itu akan melukai hatinya. Dia hanya diam tanpa sedikitpun bicara.
“Al! Izinkanlah aku untuk menjadi satu-satunya wanita yang ada di hidupmu” Ucapnya pelan penuh pasrah.
“Sel! Maafkanlah aku, aku tidak bisa mengembalikan cinta yang telah mengikat terhadapku, aku ingin kamu menjadi teman masa depanku, bersama di sisi hidupku sampai tuhan menjemput kita nanti. namun waktulah yang tak berpihak pada kita.”
Sungguh malam itu cukup membahagiakanku, tapi tak seindah yang dahulu kala, kerena setiap kata yang terucap dari bibirnya selalu diiringi dengan kata sayang. namun sekarang tidaklah kata-kata itu tergiang indah dalam perkataannya. Pikiranku terbang hingga ke awang mencoba menerka dengan apa yang telah terjadi.
“Al! Mungkinkah di hatimu masih menginginkan aku?” Tanyanya padaku, pertanyaan yang sungguh mengagetkanku. Sepertinya dia benar-benar masih ingin mengembalikan cinta yang pernah dimilikinya.
 aku tidak kuasa untuk menjawabnya, hatiku berada dalam kebingungan. Namun…
“Al! ayo pulang!” Tiba-tiba bundaku mengajak untuk pulang padahal aku masih ingin berbicara sama Selvi tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa mengikuti perintah bundaku.
“Sel Maaf! Aku diajak pulang sama bunda, ini nomer HPku.” Aku pun pulang sebelum sempat menjawab pertanyaan terakhirnya.
Tak lama dari itu aku sudah sampai di rumah, malam ini adalah malam yang sungguh berarti dalam hidupku,bersama dalam kegamangan yang menyelimuti hatiku. Hingga aku selalu teringat dengan kejadian yang telah menimpaku tadi, kini aku tidak bisa tidur karena pikiranku kembali terbesit atas cinta yang telah aku miliki duhulu kala, kadang hatiku berkata “mungkinkah dia adalah milikku?”Ah, semua tidak ada artinya bagiku karena aku sudah mempunyai tunangan. Entah meskipun pikiranku tak seindah yang dulu tapi semua terasa istimewa bagiku.
           
“Neng Nang Neng Nong” Tiba-tiba HPku berbunyi di saat aku mulai memejamkan mataku, ku lihat di layar HPku itu ternyata nomer baru. Ah ini pasti Selvi aku tidak ingin menjawabnya karena aku tidak ingin semua yang telah berlalu akan terungkap saat aku kebingungan. Ku letakkan HPku lagi di atas meja.
            “Al! Sepertinya aku sudah tidak berarti bagimu, mungkin karena kamu sedang terjebak dalam cinta yang telah engkau bina sekarang” Ucap Selvi dalam hatinya dia mencoba untuk menerima kenyataan pahit yang telah menimpanya. Dan dia mencoba untuk menguatkan dirinya atas kekecewaan yang telah menimpanya.
            “Al! Sepertinya aku harus benar-benar melupakanmu, dan melempar bayanganmu ke langit yang ke tujuh” Gumamnya, seakan-akan dia tertusuk pisau atas cinta yang telah semakin jauh dan jauh.

Semua hanya menjadi kenang-kenangan dalam hati mereka, tak terasa dalam perjalanan mereka penuh dengan lika-liku yang cukup kuat untuk di pertahankan, namun semua tidak ada yang ingin mengembalikan cinta yang telah terikat dalam hati mereka, meski terkadang cinta membuat mereka tersenyum, senang tapi semua tidak ada artinya bagi mereka, karena cinta yang telah mereka temukan tak membuat mereka bahagia dan tak seindah di waktu ada di Jakarta.
 By: Suliyadi El_Van’s



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS