Turn of the night beauty
Tonight
was awesome for every one enjoys the beauty, within fire works in the last
moment. But I am not going to do anything, I can not join for nostalgia with my
high school friends, just imagining around my mind. How beautiful tonight that
has many points of togetherness with one soul.
“Al! Do you want to follow me in this New
Year night” mom asked me for wile away the night with a point of happiness that
start to embrace mien shadows.
“Where are you
mom?” I asked
“I want to follow
religious teaching in region’s house of Pamekasan” her explaining
“If so, I want
it mom” but my heart palpitate happy full, I always imagine on tonight.
“There! You
have to obey to your mother; don’t be as like your friend who doesn’t do what
his mother Says” mom says, while hold my shoulder when I‘m being on the chair.
I really can not confute my mother’s expecting inside her attention.
And I realize that every thing she worried is just for keeping over me. After
my father passed away a few years ago, mom becomes a strong lady in protecting
her sons. She was willing to be sacrilege by peoples than disasters envelop us,
since that time no gentleman in our family. Just mom, my young sister and my
self’ are in this house.
After a few
minute my mother and I go driving my father’s relic car, on one’s way to the
regent’s office my eyes is served with the beautiful panorama in this a new
year night. At behind the car’s window pane, I see many seller are selling
complexities and the special foods of a new year, they sell to general pubic.
Even there seems consumer confusing for buying because there are many sellers.
And it’s more sharp the Arek lancor’s market I’ seemed full with visitor, the
persons try to amuse their selves with shopping and benefit from the mode with
their girl.
But, thank to Allah I am still given opportunity for looking at the
beautiful and elegant panorama, really I am happy although I can’t get on together
with my friends, until in the regent’s office a meter of fact the place is very
full with the persons are getting on together in that nigh, nearly all of
community was present in that agenda, but I feel strange in that night.
Suddenly my brain is remembered to my last time ago, worriedly I’m
looking a side, a matter of act I see a beautiful and elegant girl. Dear god,
She is seemed my Ex girl friend two years ago when I was being in Jakarta. I don’t know why
she is still significant in my life. How ever I can’t be liar to my feeling
because I have been having fiancé. Formerly we are used to go to school and
playing together for coloring our days, it’s our habit in capital city. However
since my family was struck down the big flood my family and I choose going home
to Madura since that disaster I didn’t know with my beloved.
“Aldi!
“Suddenly that voice emerges from my side, soul vibration palpitates
fast make me nervous because that calling.
“selvi” I answer nervously. My lips
shake.
“Al! How have you been?” she asks
worriedly.
“I’m fine” I answer slowly, I don’t
believe to meet her again
“Al! honestly I do miss you since you
went home to Madura, I always remember you and I still love you, I can’t replace
your name with other, even I refused ten person between change your name on my
heart throne. I know they are disappointed because of me, but I have to be sure
to my feeling that you are my life. Brightly it is full with the tight love and
it only want to carry back her love.
Maybe I am not
like other who has been listening deeply speech in that teaching. All just love
word in my ear that was gone.
“Sel! Actually I love you; I heart you too, but sorry. I
don’t expect your love anymore. I can not lie to my own feeling that I had a
fiancée” finally I said the fact of me. I knew that it will make her heart so
hurt. She is quietly only without say anything
“Al! Please permit me to be your only one in
your life” she said willingly
“Sel! I am sorry;
I can not give back your love that bond on me. Really I want you be my spouse
in my future. And you will always be my side till the end of our time, but the
time is not be our side”.
Tonight is really full happiness, but it
is not as beautiful as my past. Because her affection words I can’t listen
anymore. My thinking fly over to sky and trying to guess what happened,
“Al! Is there me in your heart?” she
asked to startle me as seen as she really wants to be my dear again. I can not
take to answer, I am confused. But
“Al! Let’s go home!” mom invited me
whereas I still want to talk with Selvi but I can’t do anything, I just
obedient to mom
“Sel! Sorry I have to go now. It’s my
phone number” I went home before I answered her last question.
After a few minute I arrive at home. Tonight
is meaningful in my life, Together with my vertigo Till I always remember with
a moment just now. I can’t sleep because my thinking reminds my love that I had
formerly. Sometime my heart says “will
she want to be mine?” Ah, everything wasted away because I had fiancée. Who
knows although my thinking is not as beautiful as past but it felt excellent to
me.
“Neng Nang Neng Nong” suddenly my phone
rings when I try to close my eyes. I see on the phone screen there is a new
number. Ah I ‘m sure that this is selvi’s number, I don’t want the last time
expressed when I am being confusion. I put my phone on the table again.
“Al! May be I wasn’t significant to you.
Because you were falling in love to your new sweet heart” selvi says in her
heart she tries to accept bitter fact that falling on her.
“Al! May be I
must forget you. And throw your shadow to the seven skies” her murmur. As like
she is get stabbed by knife because her love that always far and far. How ever
Everything
only be reminiscence in their heart, it’s not felt by me they journey was full
with any trouble that’s too strong for defended. They don’t want to carried
back love in their heart, although some times love makes them smile, happy but
all is nothing importance for their selves, because the love that they found
can’t make them happy, and it’s as beautiful as life in Jakarta.
The End
Malam ini sungguh malam yang mengagumkan buat mereka yang telah
merasakan indahnya malam itu, cantiknya kembang api mulai terasa di detik-detik
pergantian tahun. Namun bagiku tidak banyak yang bias ku lakukan di malam ini,
aku tidak bisa ikut bernostalgia bersama teman-teman SMA ku, aku hanya bisa
berkhayal dalam anganku, sungguh indah malam ini bagi mereka yang tengah
berkerumunan di malam yang penuh dengan makna, berkumpul dalam satu jiwa.
“Al! Gimana
kalau malam tahun baru ini, kamu ikut bunda” Tiba-tiba bundaku mengajak pergi
dari rumah untuk menghabiskan malam yang penuh dengan makna, kegembiraanku
mulai menalar atas bayangan-bayangan semu.
“Memangnya bunda mau ke mana?” Tanyaku
pada bunda.
“Bunda mau ke pengajian di Pendopo Kabupaten”
Jelasnya padaku.
“Kalau gitu
aku mau ikut bunda” jawabku. Sedangkan di hatiku berdebar-debar penuh dengan ke
bahagiaan, aku selalu terbayang atas keindahan malam ini.
“Nah gitu
donk! Kamu harus patuh sama bunda, jangan sampai seperti teman-temanmu yang
tidak mematuhi nasehat orang tuanya” Ucap bundaku sambil memegang pundakku saat
ku berada di atas kursi.
Aku benar-benar tidak bisa membantah atas keinginan bundaku di
tengah-tengah perhatiannya, aku tau semua kekhawatirannya hanya semata-mata
kerena ingin melindungi dan menjagaku. Sepeninggalan ayah beberapa tahun yang
silam, bundaku berubah menjadi orang yang tangguh untuk menjaga anak-anaknya,
dia lebih rela dihujat banyak orang daripada akan terjadi apa-apa pada kami
nanti. Semenjak itu di rumah memang tidak ada laki-laki dewasa yang bisa melindungi
keluargaku, di rumah ini hanya ada aku, adikku dan bunda.
Tak lama dari itu aku dan bunda berangkat dengan memakai mobil
peninggalan ayah, dalam perjalanan menuju kantor Bupati mataku terasa
disuguhkan dengan pemandangan yang cukup indah di tahun baru ini, ku lihat dari
balik kaca mobil ternyata banyak orang yang berjualan di jalanan, berbagai
pernak-pernik dan makanan khas tahun baru mereka jual di tengah-tengah
kerumunan orang. Bahkan karena saking banyaknya penjual, para konsumen terlihat
kebingungan untuk membelinya, dan tak kalah serunya pasar malam di Arek lancor
terlihat sesak, orang-orang mencoba menghibur dirinya dengan sekedar berbelanja
dan menikmati wahana yang ada bersama sang kekasih hatinya.
Tapi aku tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk melihat
pemandangan yang indah nan anggun, sungguh aku juga merasa bahagia meski aku
tidak bisa bersama teman-temanku. Sesampainya di pendopo kabupaten ternyata tak
kalah sesak dengan orang-orang yang tengah berkerumunan di malam ini, hampir
seluruh jamaah telah hadir di tengah-tengah acara, namun diriku merasa aneh di
malam ini.
Tiba-tiba pikiranku terbesit dan teringat atas masa laluku, dengan
kekhawatiran aku menoleh ke samping ternyata ku lihat seorang gadis cantik nan
anggun. Tuhan, gadis itu sepertinya mantan kekasihku dua tahun yang silam
ketika aku berada di Jakarta. Aku tidak tau kenapa hingga kini ia masih cukup
berarti untuk hidupku, namun aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri
karena aku sudah punya tunangan. Dulu aku selalu bersamamnya setiap berangkat
sekolah dan bermain bersama untuk mewarnai hari - hari kami adalah hal yang
biasa kami lakukan di Jakarta.
Namun semenjak keluargaku terkena banjir, mereka lebih memilih pulang ke Madura
semenjak itu pula aku tidak tau atas cinta yang telah memikatku.
“Aldi! “Tiba-tiba suara itu muncul dari
sampingku, getaran jiwaku mulai berdebar-debar kencang membuatku gelisah atas
panggilan itu.
“Selvi!” Sahutku dengan nada gugup, bibirkupun
bergetar.
“Al! Gimana kabarmu?” Tanyanya dengan
penuh kekhawatiran.
“Aku baik-baik saja kok” Ucapku pelan
aku tak percaya bisa bertemu dengannya lagi.
“Al! Jujur, aku sangat merindukanmu semenjak kamu pulang ke madura, aku
selalu teringat sama kamu dan aku masih tetap menyayangimu, aku tak pernah
mampu untuk menggantikan namamu dengan nama lain, bahkan aku telah menolak
beberapa Pria lain daripada menghapus namamu dari singgasana hatiku. Aku sadar
mereka sangat kecewa karenaku, namun aku tidak dapat membohongi perasaanku
sendiri bahwa kau adalah segala dari hidupku” Jelasnya penuh dengan cinta yang
erat dan semata-mata ingin mengembalikan perasaanya lagi.
Malam ini sepertinya aku tidak seperti
jamaah yang khusu’ mendengarkan tausiyah di tempat pengajian itu, semua hanya
bisikan cinta yang telah berlalu.
“Sel! Sebenarnya Aku juga menyayangimu,
aku juga cinta sama kamu, tapi maafkanlah aku, aku tidak lagi mengharap cintamu
yang dulu. Karena aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, karena aku sudah
punya tunangan.” Akhirnya ku katakan yang sebenarnya tentangku, ku tau itu akan
melukai hatinya. Dia hanya diam tanpa sedikitpun bicara.
“Al! Izinkanlah aku untuk menjadi
satu-satunya wanita yang ada di hidupmu” Ucapnya pelan penuh pasrah.
“Sel! Maafkanlah aku, aku tidak bisa
mengembalikan cinta yang telah mengikat terhadapku, aku ingin kamu menjadi
teman masa depanku, bersama di sisi hidupku sampai tuhan menjemput kita nanti.
namun waktulah yang tak berpihak pada kita.”
Sungguh malam
itu cukup membahagiakanku, tapi tak seindah yang dahulu kala, kerena setiap
kata yang terucap dari bibirnya selalu diiringi dengan kata sayang. namun
sekarang tidaklah kata-kata itu tergiang indah dalam perkataannya. Pikiranku
terbang hingga ke awang mencoba menerka dengan apa yang telah terjadi.
“Al!
Mungkinkah di hatimu masih menginginkan aku?” Tanyanya padaku, pertanyaan yang
sungguh mengagetkanku. Sepertinya dia benar-benar masih ingin mengembalikan
cinta yang pernah dimilikinya.
aku tidak kuasa untuk menjawabnya, hatiku
berada dalam kebingungan. Namun…
“Al! ayo pulang!” Tiba-tiba bundaku
mengajak untuk pulang padahal aku masih ingin berbicara sama Selvi tapi aku
tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa mengikuti perintah bundaku.
“Sel Maaf! Aku diajak pulang sama bunda,
ini nomer HPku.” Aku pun pulang sebelum sempat menjawab pertanyaan terakhirnya.
Tak lama dari itu aku sudah sampai di
rumah, malam ini adalah malam yang sungguh berarti dalam hidupku,bersama dalam
kegamangan yang menyelimuti hatiku. Hingga aku selalu teringat dengan kejadian
yang telah menimpaku tadi, kini aku tidak bisa tidur karena pikiranku kembali
terbesit atas cinta yang telah aku miliki duhulu kala, kadang hatiku berkata “mungkinkah dia adalah milikku?”Ah,
semua tidak ada artinya bagiku karena aku sudah mempunyai tunangan. Entah
meskipun pikiranku tak seindah yang dulu tapi semua terasa istimewa bagiku.
“Neng Nang Neng Nong” Tiba-tiba HPku
berbunyi di saat aku mulai memejamkan mataku, ku lihat di layar HPku itu
ternyata nomer baru. Ah ini pasti Selvi aku tidak ingin menjawabnya karena aku
tidak ingin semua yang telah berlalu akan terungkap saat aku kebingungan. Ku
letakkan HPku lagi di atas meja.
“Al!
Sepertinya aku sudah tidak berarti bagimu, mungkin karena kamu sedang terjebak
dalam cinta yang telah engkau bina sekarang” Ucap Selvi dalam hatinya dia
mencoba untuk menerima kenyataan pahit yang telah menimpanya. Dan dia mencoba
untuk menguatkan dirinya atas kekecewaan yang telah menimpanya.
“Al!
Sepertinya aku harus benar-benar melupakanmu, dan melempar bayanganmu ke langit
yang ke tujuh” Gumamnya, seakan-akan dia tertusuk pisau atas cinta yang telah
semakin jauh dan jauh.
Semua hanya menjadi
kenang-kenangan dalam hati mereka, tak terasa dalam perjalanan mereka penuh
dengan lika-liku yang cukup kuat untuk di pertahankan, namun semua tidak ada
yang ingin mengembalikan cinta yang telah terikat dalam hati mereka, meski
terkadang cinta membuat mereka tersenyum, senang tapi semua tidak ada artinya
bagi mereka, karena cinta yang telah mereka temukan tak membuat mereka bahagia
dan tak seindah di waktu ada di Jakarta.
By: Suliyadi El_Van’s
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer