BBEC Institution. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Between sorrow and bliss Diantara kesedihan dan kebahagian

By: Wildan El Vasya

Starting from stressing, emphasising, and rashly to pour this heart substance to “Bright Bulletin”. I am lumber to compile word for word. Because I am also confused, where I have to start from. However, I will pour what in my heart. In addition, what I feel this time is a memory about a feeling making me confused between sorrow and bliss.

Berawal dari keterpurukan, penekanan, dan keterburuan untuk mencurahkan isi hati ini pada "Buletin Bright". Ku tertatih tuk menyusun kata demi kata. Karena aku juga bingung harus dimulai dari mana. Tapi yang jelas, Apa yang ada dalam hati ini akan ku curahkan. Dan hal yang kurasa saat ini adalah kenangan tentang sebuah rasa yang membuat ku terombang ambing diantara kebahagiaan dan kesedihan.

Begun in the early Ramadan ago. When I recognized a girl having classy face decorated by rainbow aura among smiling, her name is Aisyah. I recognized her with feeling that initially closed to love. However, with her soft language made me merely marvel her. She always tries to rouse me of nightmare about love. And I smile. She succeeded making me recognizing a love again. With her caprice, her laugh, and her smile I fall at wallow of love, which I present to her.

Dimulai pada awal bulan puasa kemarin. Saat ku mengenal gadis berwajah anggun dengan aura pelangi yang terhias diantara senyumnya, namanya Aisyah. Ku mengenalnya dengan perasaan yang awalnya tertutup pada cinta. Namun, dengan bahasanya yang cukup lembut membuatku kagum padanya. Dia selalu berusaha membangunkanku dari mimpi buruk tentang cinta. Akupun tersenyum. Dia berhasil membuatku kembali mengenal cinta. Dengan candanya, tawanya, dan senyumnya. Aku jatuh pada kubangan cinta yang mana cinta itu kulabuhkan pada dirinya.

She welcomed me with smile decorated attractively among her lip cover. Days among togetherness with her self drifted me on bliss. One month felt one week. One week felt one day. One day felt one hour. And one hour felt one minute. Oh, what a beautiful moment!.

Diapun menyambutnya dengan senyum yang terhias indah diantara pelupuk bibirnya. Hari-hari diantara kebersamaan dengan dirinya. Membuatku hanyut akan kebahagiaan. Sebulan terasa seminggu. Seminggu terasa satu hari. Satu hari terasa satu jam. Dan satu jam terasa satu menit. Oh, betapa indahnya!.

Across the seconds, I insert the sincerity. I spread out my heart substance with candidness praying mat. I love her sincerly, with her sincerity. I love her honestly, also with her honesty. Aisyah..the name jared my soul.

Diantara sela-sela detiknya aku sisipkan kejujuran. Ku bentangakan isi dihati dengan sajadah keikhlasan. Aku mencintainya dengan kejujuran, bersama kejujuran darinya. Aku mencintainya dengan keikhlasan, juga dengan keikhlasan darinya. Aisyah nama itu menggetarkan jiwaku.

But, I really got very bad luck among the journey all love hunters. Dropping tear from liver lake which each I framed in everysides with sincerity. Make me burried and fallen down. Aisyah, the name that emerge a love in my heart. She also abstracts it until its roots. Leaving over big hole that gape with blood smears which rapid soon not stop streaming.

Namun, sungguh malang nian nasibku diantara perjalanan para pujangga cinta. Meneteslah air mata dari telaga hati yang setiap sisinya kubingkai dengan kejujuran. Membuatku terpuruk dan terjatuh. Aisyah, nama itu yang tumbuhkan cinta dihatiku. Juga dia yang mencabutnya hingga akar-akarnya. Menyisakan lubang besar yang menganga dengan lumuran darah yang begitu deras. Tak henti terus mengalir.

I am not sure, this is reality or only engineering. She whom I hope to be my heaven angel. Oppositely, penetrate with falsehood misery. Is sincerity properly paid with the price of a falsehood or I am too weak at captivating a nirvana. Really hurting!

Aku tak percaya, ini nyata atau hanya rekayasa. Dia yang ku harap jadi bidadari surgaku. Malah menghunjamkui dengan tirani kebohongan. Apa kejujuran pantas dibayar dengan harga sebuah kebohongan. Atau hanya aku yang terlalu lemah pada pikat seorang nirwana. Sungguh menyakitkan!

But, I am concious. Perhaps, this is a period where sincerity is not applicable. And now I know I feel so hurting because a falsehood. I also know how to hurt someone. Because I learn from her, one who has hurt me.

“Wisya……” Thank have carved well that name.

Tapi, aku sadar. Mungkin ini masa diamana kejujuran sudah tidak berlaku. Dan kini aku tahu rasa yang begitu sakit karena sebuah kebohongan. Juga aku tahu bagaimana cara menyakiti seseorang. Karena aku belajar darinya, orang yang telah menyakitiku.

“Wisya……”Terima kasih telah mengukir indah nama itu.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS